Mengapa untuk pensiun saja harus belajar lagi? Karena banyak orang belum pernah dilatih untuk pensiun, dan belum tahu apa yang harus dilakukan setelah pensiun. Tahunya kerja, justru belum tahu kalau tidak kerja. Akibatnya ada berbagai masalah yang bisa timbul setelah sudah tidak bekerja lagi.
Secara umum, ada beberapa aspek yang harus dipersiapkan saat memasuki pensiun, meliputi mental, spiritual, keuangan maupun usaha setelah pensiun.
Setelah memiliki kuasa di pekerjaan, tiba-tiba menjadi orang biasa, bukan sesuatu yang mudah untuk diterima. Apalagi selama bekerja menjalani ritme kehidupan yang tinggi. Bangun pagi, langsung berkoordinasi lewat WhatsApp, kemudian perjalanan menuju kantor, menjalani (bahkan memimpin) rapat sampai beberapa seri.
Makan siang hanya singkat, sudah menjawab e-mail, memeriksa surat masuk, memeriksa proposal yang dipersiapkan untuk berbagai pelanggan, melakukan presentasi dan lain-lain. Sepulang kerja, masih mampir dulu untuk bertemu orang di kafe atau restoran sebelum pulang rumah. Lalu akhirnya pensiun.
Bangun tidak perlu pagi, karena tidak perlu ke kantor lagi. Tidak ada yang perlu dikoordinasikan, baik lewat WhatsApp atau aplikasi lain. Tidak ada rapat kerja yang perlu dipimpin, tidak ada proposal yang perlu diperiksa, tidak perlu melakukan presentasi kepada siapa pun juga, tidak ada orang yang perlu ditemui di kafe untuk keperluan pekerjaan. Lalu apa yang harus dilakukan? Dunia tiba-tiba berhenti begitu saja.
Untuk itu perlu bekal di aspek mental dan spiritual, untuk bisa menerima pensiun sebagai tahap berikutnya dalam kehidupan, dan sebagai kesempatan untuk memulai kehidupan yang baru, untuk melakukan berbagai karya yang mungkin tidak dapat dilakukan selama masih bekerja. Ini adalah kesempatan untuk menambah ibadah dan memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta.
Di sisi kesehatan, pada usia pensiun, tubuh sudah tidak lagi dalam kondisi prima seperti masa muda dulu. Mungkin juga sudah ada penyakit yang hadir dan mulai mengganggu. Tentu ada banyak hal terkait gaya hidup sehat yang harus diperhatikan dan dilaksanakan.
Dulu mungkin tidak sempat olah raga, makan sering seadanya yang penting kenyang dalam waktu cepat, sekarang saatnya menjaga makanan dan olah raga teratur. Jangan sampai uang pensiun habis untuk biaya berobat.
Secara keuangan, juga ada banyak hal yang perlu diperhatikan. Setelah menerima pesangon pensiun yang jumlahnya cukup besar, apa yang harus dilakukan dengan uang tersebut? Diperlukan ketrampilan dalam perencanaan keuangan agar bisa melakukan manajemen keuangan pribadi dengan baik.
Dengan demikian, setidaknya uang pensiun tidak cepat habis. Kalau perlu uang pensiun masih bisa berkembang lagi, membiaya gaya hidup setelah pensiun, yang intinya tentu saja adalah bersenang-senang menikmati hidup.
Ada berbagai sarana investasi yang bisa dilakukan. Tentu saja yang paling aman adalah deposito, yang tidak aman-aman juga. Deposito selalu kalah dengan inflasi, sehingga uang anda selalu mengecil bila disimpan dalam bentuk deposito.
Deposito disebut aman hanya karena resikonya dianggap yang paling kecil. Deposito di bank dijamin hingga nominal Rp.2 milyar dan bunga yang akan diterima juga sangat jelas, yaitu jelas-jelas kecil, masih dipotong pajak penghasilan dan biaya administrasi bank.
Namun uang di deposito tidak mungkin tiba-tiba lenyap, dan kalaupun kalah oleh inflasi, setidaknya masih ada kurun waktu yang cukup panjang sebelum kalah terlalu banyak. Yang paling ideal tentu saja uang pensiun ini masih bisa ada sisanya setelah pemilik dana tersebut pergi menghadap Tuhan, bukan saat masih hidup uang pensiunnya sudah habis duluan.
Dengan pengetahuan strategi keuangan yang bijak, dana pensiun tersebut bisa dikembangkan melalui berbagai instrumen investasi yang tetap aman, tidak terlalu beresiko, dan masih memungkinkan untuk berkembang lebih banyak dari inflasi. Bahkan masih ada peluang bagi para pensiunan untuk bisa mewariskan harta yang cukup signifikan bagi para ahli waris sembari tetap menikmati uang pensiunnya.
Untuk mendapatkan penghasilan pasca pensiun, tentu membangun bisnis merupakan salah satu hal yang sangat umum untuk dipertimbangkan, bahkan dilakukan. Namun mencari ide bisnis bukan sesuatu yang mudah, apalagi mewujudkannya menjadi bisnis yang berjalan dan berkembang.
Apalagi setelah pensiun, tubuh sudah tidak prima lagi dan pikiran mungkin juga kalah modern dibandingkan dengan para generasi muda yang kita kenal sebagai generasi milenial. Para pensiunan akhirnya hanya disebut sebagai generasi “selenial” atau “senior milenial”.
Apa saja strategi-strategi yang harus dilakukan oleh para pensiunan yang hendak membangun bisnis, apalagi mulai dari nol? Tentu saja beda bila dibandingkan dengan teknik membangun bisnis bagi generasi muda yang jauh lebih energik, pikirannya lebih modern dan update, dan masih boleh gagal berkali-kali.
Tentu tidak terbayang bila seorang pensiunan masih mengalami kegagalan saat memulai bisnis, apalagi setelah menginvestasikan uang pensiunnya dalam bisnis tersebut. Kegagalan menjadi hal yang sangat mengerikan.
Ada berbagai pilihan yang jauh lebih aman dalam membangun bisnis di usia pensiun untuk para “selenial” tersebut. Jangan sampai setelah pensiun akhirnya hanya bekerja sebagai driver ojek online, entah itu mobil apalagi motor… Jangan sampai setelah pensiun akhirnya hanya menjaga stand makanan atau minuman yang luasnya 1×1 meter.
Hal-hal ini diajarkan dalam pelatihan memasuki masa pensiun dari Indonesia Pride Consulting, dengan harapan setelah pensiun, hati gembira, uang pensiun berkembang dan dapat diwariskan secara berkelimpahan untuk para ahli waris, sambil memiliki bisnis yang dapat berjalan tanpa membutuhkan terlalu banyak campur tangan dari pemilik bisnis yang sudah tidak muda lagi.
Untuk mengetahui lebih lengkap tentang pelatihan memasuki masa pensiun ini bisa langsung klik tombol di bawah ini dan dapatkan konsultasi gratis bersama team kami