-----

Share This Post

Di sebuah pelatihan wirausaha yang saya lakukan, seorang peserta bertanya mengenai resiko gagal. Kelihatannya kegagalan adalah salah satu momok bagi para calon pengusaha, dan ini adalah salah satu faktor utama yang menghalangi seseorang untuk memulai usaha baru. Takut gagal.

Padahal, kenyataannya adalah bahwa tidak pernah ada orang yang bisa berhasil bila belum pernah gagal. Apa artinya? Gagal adalah prasyarat utama untuk berhasil, karena bila belum pernah gagal, maka tidak mungkin bisa berhasil.

Dengan demikian, saat mengalami kegagalan, maka itu berarti anda sudah memenuhi 1 syarat untuk bisa berhasil, yaitu sudah pernah mengalami kegagalan. Nah, apa yang harus dilakukan setelah itu? Tentu saja bangkit kembali dan mencoba lagi.

Mencoba lagi dengan cara yang berbeda tentu saja, karena melakukan hal yang sama namun mengharapkan hasil yang berbeda adalah sebuah kekonyolan.

Jadi setelah gagal, lakukan introspeksi atas kegagalan itu, apa yang menyebabkan gagal, apa yang seharusnya dilakukan dengan cara yang lebih baik dan bagaimana cara yang lebih baik itu, dan kemudian lakukan lagi dengan pelajaran yang telah didapatkan.

Kemudian anda mencoba kembali dengan cara yang berbeda dan lebih baik, menurut pandangan anda. Apakah ada jaminan anda akan berhasil? Tidak. Bagaimana bila gagal lagi? Maka anda sudah memiliki 2 syarat untuk berhasil, yaitu sudah gagal bahkan lebih dari sekali.

Anda sudah makin kaya pengalaman. Setelah itu apa yang harus dilakukan? Introspeksi, bangkit lagi dan mencoba lagi. Lagi-lagi, tidak ada jaminan bahwa kali berikutnya anda akan lebih berhasil, dan bisa jadi anda masih akan gagal lagi. Lagi dan lagi.

Kita tidak akan pernah tahu, berapa syarat yang harus anda kumpulkan untuk bisa akhirnya berhasil. Namun pada dasarnya anda hanya perlu berhasil sekali saja dan ulangi terus untuk menjadi orang yang akhirnya sukses. Begitulah yang dilakukan oleh orang-orang sukses di luar sana.

Sebelum anda sukses, mungkin kata-kata anda bahwa anda masih belajar dan mencoba ditanggapi tidak dengan positif oleh keluarga dan teman anda. Memang begitulah situasi masyarakat pada umumnya, mereka hanya melihat hasil akhirnya saja.

Sebelum berhasil, anda tidak bisa bicara mengenai keberhasilan, karena anda belum berhasil. Sebelum berhasil, anda bahkan tidak bisa bicara mengenai kegagalan, karena anda masih belum berhasil. Bila anda memotivasi siapa pun untuk terus berjuang dan mencoba pantang menyerah, orang mungkin juga tidak menanggapinya secara positif dan mengambil pelajaran berharga di balik pesan anda tersebut. Teruslah berusaha.

Selama masih dalam perjalanan menuju sukses, tugas Anda adalah mencapai keberhasilan. Sebelum berhasil, tidak perlu pusing memotivasi orang lain, apalagi berbagi kesuksesan dengan orang lain, apalagi karena Anda sendiri belum sukses. Lebih baik lakukan sesuatu yang lebih positif untuk membuat diri anda sendiri berhasil.

Uniknya, keberhasilan biasanya akan menghasilkan keberhasilan yang berikutnya. Itu sebabnya anda hanya perlu berhasil sekali, dan mengulanginya lagi dan lagi, untuk mencapai kesuksesan yang langgeng.

Memang yang susah adalah pada saat masih berada di fase gagal. Apalagi gagalnya menyakitkan dan masih belum berhasil juga. Kegagalan itu baru terasa berharga setelah sudah sukses. Kalau diceritakan kepada anak cucu, akan menjadi cerita dramatis yang luar biasa.

Untuk mengurangi potensi kegagalan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Mulai dari belajar dari kegagalan orang lain, agar tidak perlu mengalaminya sendiri. Namun perlu diingat, apa yang diceritakan orang lain mengenai pengalaman mereka, seringkali belum menjadi cerita yang lengkap dan tidak untuk ditelan mentah-mentah begitu saja.

Bisa jadi mereka yang berhasil itu punya sesuatu yang bahkan mereka sendiri tidak menyadarinya sehingga tidak diceritakan kepada anda. Misalnya, ternyata mereka memiliki keluarga dengan relasi yang luas, atau mereka memiliki latar belakang yang disegani banyak orang, sehingga bila berjualan, tentu saja mereka lebih diterima dibandingkan dengan orang biasa.

Cara lain untuk mengurangi potensi gagal adalah didampingi oleh coach. Setidaknya ada rekan yang diajak bertukar pikiran dan memiliki suatu pengalaman yang bisa dibagikan kepada anda, bahkan memiliki pendapat yang bisa berguna bagi anda.

Atas ide anda, bisa jadi coach memiliki pandangan yang berbeda dan bila ide tersebut sebenarnya tidak bisa membantu anda, maka lebih baik ide anda selesai di depan coach daripada gagal di pasaran.

Coach bukan selalu merupakan sosok yang super bijaksana dan maha tahu. Pendapat coach juga belum tentu benar. Namun sekali lagi, bukan tanpa alasan seorang coach bisa menjadi seorang coach dan tentu pandangannya memiliki dasar yang kuat untuk disampaikan kepada anda.

Setidaknya dengan kehadiran seorang coach, bahkan ide anda masih bisa dipoles dengan lebih baik lagi. Bisa jadi ide anda sebenarnya sudah cukup baik, namun tidak bisa berhasil bila belum dikembangkan lebih jauh, dan mungkin anda tidak menyadarinya.

Seorang coach juga akan mengingatkan bila anda sudah jatuh dan saatnya untuk bangkit lagi. Bila tidak, mungkin anda lupa untuk bangkit kembali dan mencoba lagi. Terkadang seorang coach diperlukan kehadirannya sebagai motivator anda di saat susah dan gagal. Dan coach memang dilatih dan disertifikasi untuk itu juga.

Dengan atau tanpa coach, anda masih tetap bisa mengalami kegagalan sebagai syarat untuk bisa berhasil. Namun dengan coach, anda akan lebih kuat menghadapi ketidakpastian dan anda memiliki rekan yang mendampingi anda dalam perjalanan menuju sukses.

YAKIN STRATEGI MARKETING BISNIS ANDA SUDAH PUNYA SISTEM BISNIS YANG BAIK?

Hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 MENIT saja, Anda bisa mengetahui bagian mana saja yang belum optimal di perusahaan!

More To Explore

OMZET PERUSAHAAN SEMAKIN MENURUN?

Konsultasikan Gratis Bersama Kami Sekarang Juga!

Top